Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Hormonal sebelum Menggunakannya

Kenali Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Hormonal sebelum Menggunakannya

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang paling populer. Alasannya tentu karena keuntungan dan risiko kontrasepsi hormonal dinilai sepadan dengan hasil yang diberikan. 

Metode kontrasepsi hormonal bekerja dengan cara mencegah kehamilan dengan menggunakan hormon steroid, baik itu estrogen, progesteron, kombinasi keduanya, atau progestin. [1] 

Ada beberapa yang menjadi alasan mengapa metode ini menjadi pilihan utama. Selain karena tingkat efektivitas yang tinggi, ternyata kontrasepsi hormonal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Sebelum membahas apa saja keuntungan dan risiko kontrasepsi hormonal, mari kita lihat beberapa metode yang beredar di masyarakat. 

Contoh Metode Kontrasepsi Hormonal 

A person getting an injection

Description automatically generatedSumber: Pexels.com

 

 

 

  • Suntik KB 

Suntik KB adalah metode kontrasepsi yang sangat umum digunakan di Indonesia, mencapai popularitas 66,49%. Proses suntik KB ini memerlukan penyuntikan hormon progesteron atau campuran hormon ke dalam aliran darah secara teratur untuk efektif mencegah kehamilan. [2] 

  • Pil KB 

Di urutan ke-dua, pil KB menjadi metode kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan. Saat ini, terdapat banyak jenis pil KB modern yang menggunakan hormon progesteron, estrogen, kombinasi, atau progestin yang bisa mums pilih. 

  • KB implan 

Selanjutnya, ada KB implan yang juga cukup banyak diminati karena pemasangannya cukup mudah. KB implan dipasang di bawah lengan oleh dokter, dan bisa membantu mencegah kehamilan selama 3 bulan pemakaian. 

  • KB spiral 

KB spiral bekerja dengan melepaskan hormon progestin untuk mencegah kehamilan. Cara penggunaannya adalah dengan memasukkan alat berbentuk T ke dalam leher rahim, dan bisa bertahan 3-8 tahun. 

Lihat lebih banyak yang menarik di sini: Pilihan KB untuk Ibu Bekerja dengan usia diatas 30 tahun

Keuntungan Metode Kontrasepsi Hormonal 

A close-up of a person's face

Description automatically generated 

Sumber: Unsplash.com

Metode kontrasepsi hormonal memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan, dari mulai mencegah kehamilan secara efektif sampai mengurangi risiko kanker, lho. Sebelum memilih mana alat kontrasepsi yang paling pas, Mums bisa menimbang keuntungan kontrasepsi hormonal di bawah ini. 

1.Tingkat keberhasilan tinggi 

Tujuan utama penggunaan alat kontrasepsi tentu saja untuk mencegah kehamilan. Mums harus memastikan metode yang dipilih benar-benar ampuh dan teruji. 

Cara kerja kontrasepsi hormonal adalah dengan menghentikan proses ovulasi pada wanita, atau mengubah struktur lendir serviks sehingga sulit dilewati oleh sperma yang akan membuahi sel telur. 

Jika digunakan dengan benar, rutin, dan sesuai petunjuk, kontrasepsi hormonal memiliki tingkat efektivitas hingga 99.7% dalam mencegah kehamilan. [3] 

2. Meredakan jerawat 

Perubahan hormonal pada tubuh kita bisa berpengaruh pada munculnya jerawat. Namun, kontrasepsi hormonal justru bisa membantu meredakan jerawat hormonal, lho, mums. 

Dalam pil KB kombinasi, kandungan hormon estrogen dan progesteron disinyalir mampu menurunkan kadar androgen, yang berdampak pada menurunnya produksi sebum. Selain itu, kandungan estrogen juga mampu menurunkan tingkat produksi minyak pada kelenjar sebaceous. Efeknya, jerawat hormonal pun semakin berkurang. 

3. Tidak mengganggu aktivitas seksual 

Keuntungan dari menggunakan kontrasepsi hormonal adalah tidak mengganggu aktivitas seksual pasangan. Hal ini karena kebanyakan alat kontrasepsi hormonal tidak bersinggungan langsung dengan vagina atau penis. 

Berbeda halnya dengan alat kontrasepsi non-hormonal seperti gel vagina atau kondom yang harus selalu digunakan sebelum berhubungan seksual. Hal ini dirasa menjadi pengganggubagi sebagian pasangan karena alat tersebut bersentuhan langsung dengan kulit. 

4. Meredakan PMS (Pre-Menstrual Syndrome) dan PMDD (Pre-Menstrual Dysphoric Disorder) 

Sering kali, gejala PMS muncul berupa kram perut atau kelelahan yang muncul tiba-tiba. Pada penderita PMDD, yang paling sering muncul adalah perasaan depresi dan merasa gloomy. Hal ini tentu bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari, bahkan berefek pada kebiasaan kita. 

Sekitar 75% perempuan mengalami sindrom PMS setiap bulannya. Bagi mums yang sering mengalami PMS atau menderita PMDD, alat kontrasepsi hormonal bisa membantu meredakan gejalanya dengan cara mengatur hormon yang berhubungan dengan proses ovulasi. 

5. Mengurangi risiko beberapa jenis kanker 

Salah satu keuntungan terbesar dari kontrasepsi hormonal adalah bisa mengurangi risiko beberapa jenis kanker pada wanita. Selain itu, kontrasepsi jenis ini juga bisa meredakan endometriosis. 

Menurut studi, kontrasepsi hormonal bisa mengurangi risiko kanker endometriosis sampai 30%, kanker rahim sampai 30%-50%, dan kanker kolorektal sampai 15%-20%. [4] 

6. Meredakan anemia 

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan zat besi. Penyebabnya paling sering adalah karena pola makan yang buruk dan kehilangan banyak darah. 

Dalam kasus ini, kontrasepsi hormonal membantu meringankan gejala PMS dan mengurangi pendarahan parah pada saat menstruasi. Hal ini memiliki pengaruh besar dalam mengurangi gejala anemia pada wanita. [5] 

7. Melancarkan menstruasi 

Kontrasepsi hormonal diketahui dapat membantu mengatur dan mengendalikan hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi. Hal ini juga termasuk mengendalikan jumlah darah yang keluar serta durasi menstruasi. 

Dengan menggunakan kontrasepsi hormonal, kadar hormon dalam tubuh akan lebih teratur sehingga siklus menstruasi pun bisa jadi teratur. 

Risiko Metode Kontrasepsi Hormonal 

 A person holding her chest

Description automatically generated

Sumber: Pexels.com

Selain banyaknya manfaat yang bisa Mums peroleh, ternyata kontrasepsi hormonal juga memiliki risiko dan efek samping yang perlu diwaspadai. Apa saja? 

1. Penggumpalan darah 

Mums harus mewaspadai penggunaan beberapa alat kontrasepsi hormonal karena bisa meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, terutama pada wanita yang berusia 40 tahun ke atas.. Pil KB yang mengandung desogestrel, dienogest, gestodene atau drospirenone dapat meningkatkan risiko pembekuan darah atau tromboemboli vena. [6] 

2. Pusing dan mual 

Risiko kedua dari kontrasepsi hormonal yang bisa saja muncul adalah pusing dan mual. Hal tersebut terjadi karena hormon estrogen yang terkandung bisa mengganggu fungsi lapisan perut. 

Semakin tinggi dosis hormon yang dikonsumsi, maka efeknya akan semakin tidak nyaman. Hormon progesteron juga dikenal bisa mengendurkan otot polos, sehingga berpengaruh pada pengosongan lambung. 

3. Sakit pada payudara 

Pada tubuh wanita, hormon estrogen berperan penting untuk mengatur sensitivitas jaringan payudara. Nah, ketika memasukkan estrogen sintetis ke dalam tubuh dari kontrasepsi hormonal, akan terjadi perubahan pada struktur jaringan di payudara. 

Pada beberapa kasus, hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan, rasa nyeri, atau bahkan pembengkakan payudara. 

4. Mood swing 

Meski kontrasepsi hormonal bisa meredakan gejala PMS, namun metode ini juga terbukti bisa menyebabkan perubahan mood yang signifikan atau mood swing. Penelitian menunjukkan bahwa hormon estrogen dan progesteron bisa memengaruhi fungsi otak yang menyebabkan perubahan mood menjadi buruk. [7] 

Bahkan, ada juga efek samping yang sampai menyebabkan depresi. Namun, mums tidak perlu khawatir karena ada pil KB terbaru yang mengandung estradiol atau estradiol valerate yang bisa mengurangi risiko ini. 

5. Kenaikan berat badan 

Beberapa wanita mungkin akan mengalami kenaikan berat badan setelah mengonsumsi pil KB. Namun, mums tidak perlu khawatir karena risiko ini sifatnya sementara. 

Kenaikan berat badan sementara ini biasanya disebabkan karena hormon progestin yang memicu nafsu makan. Sementara itu, hormon estrogen juga dikenal bisa meningkatkan retensi air. Mums bisa lakukan olahraga ringan untuk membuang kelebihan berat badan tersebut. 

Itulah beberapa keuntungan dan risiko kontrasepsi hormonal yang harus mums ketahui. Dengan demikian, mums bisa dengan nyaman mengantisipasi efek samping yang mungkin muncul saat menggunakan alat kontrasepsi hormonal. 

 

Read more: Terputus saat Masa Haid, Kapan Harus Mulai Rutinitas Minum Pil KB Lagi?

Bagikan

Referensi: 

  1. Benefits and Side Effects of Hormonal Birth Control. [Internet]. Dapat diakses di https://www.verywellmind.com/benefits-and-side-effects-of-hormonal-birth-control-5270404 Terakhir diakses 9 Desember 2023. 
  2. Apa Jenis KB yang Paling Banyak Digunakan Perempuan Muda di Indonesia? [Internet]. Dapat diakses di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/27/apa-jenis-kb-yang-paling-banyak-digunakan-perempuan-muda-di-indonesiaTerakhir diakses 9 Desember 2023. 
  3. Benefits and risks of hormonal contraception for women. [Internet]. Dapat diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3011324/. Terakhir diakses 9 Desember 2023. 
  4. Pros and Cons of Hormonal vs. Nonhormonal Birth Control. [Internet]. Dapat diakses di https://www.healthline.com/health/birth-control/hormonal-vs-nonhormonal-birth-control Terakhir diakses 9 Desember 2023. 
  5. 10 Benefits of Birth Control Beyond Preventing Pregnancy. [Internet]. Dapat diakses di https://www.healthline.com/health/birth-control-benefits Terakhir diakses 9 Desember 2023. 
  6. Contraception: Hormonal contraceptives. [Internet]. Dapat diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441576/ Terakhir diakses 9 Desember 2023. 
  7. Hormonal contraception and mood disorders. [Internet]. Dapat diakses di 
  8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9218393/Terakhir diakses 9 Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1