Ber-KB Bebas Jerawat dan Jaga Berat Badan Tetap Stabil: Manfaat Tambahan Pil KB Drospirenon dalam Mengatasi Jerawat Hormonal
Pil KB hormonal merupakan salah satu pilihan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi. Jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk, pil KB bisa mencegah kehamilan dengan tingkat keberhasilan 99,7%1. Pil KB dapat memengaruhi siklus menstruasi. Oleh karena itu, Mums yang ingin hamil, sebaiknya berhenti minum pil KB terlebih dahulu. Setelah siklus menstruasi Mums kembali normal, maka Mums siap untuk hamil kembali.
Meski pil KB memiliki efektivitas tinggi, banyak perempuan yang khawatir bahwa konsumsi pil KB bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan memperparah jerawat2. Padahal menurut 44 studi3, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pil KB bisa menyebabkan kenaikan berat badan pada mayoritas perempuan. Jikapun ada, efek samping ini biasanya akan hilang dalam 2 sampai 3 bulan.
Untuk Mums yang mengalami masalah jerawat hormonal dan khawatir dengan penggunaan Pil KB, saat ini sudah ada opsi pil KB modern dengan kandungan drospirenon. Tidak hanya bisa membantu mengatasi jerawat sedang sampai ringan, pil KB ini juga bisa membantu untuk tetap menjaga berat badan tetap stabil. Yuk, simak ulasannya!
Apa Itu Jerawat Hormonal?
Jerawat hormonal dikenal juga dengan sebutan jerawat dewasa. Jerawat jenis ini umumnya dialami oleh orang dewasa yang berusia antara 20 sampai 50 tahun. Bentuknya bisa bermacam-macam mulai dari blackheads (komedo hitam), whiteheads (komedo putih) hingga kista yang menyakitkan.
Jerawat hormonal terjadi karena perubahan hormon yang menyebabkan produksi minyak atau sebum di permukaan kulit terjadi secara berlebihan. Ini menyebabkan pori-pori tersumbat dan muncullah jerawat4..
Bagaimana Hormon Dapat Memengaruhi Terbentuknya Jerawat?
Jerawat hormonal disebut demikian karena salah satu penyebab utamanya adalah hormon testosteron. Pada masa remaja misalnya, kadar testosteron akan meningkat dan menyebabkan perkembangan pada anak laki-laki, serta memberikan otot dan tulang pada anak perempuan.
Hormon tersebut juga memiliki efek meningkatkan produksi minyak atau sebum pada pangkal rambut. Ini karena kelenjar yang mengeluarkan minyak sensitif terhadap testosteron.
Selain testosteron, ada hormon lain yang juga berperan pada timbulnya jerawat. Pada perempuan, perubahan hormonal karena kehamilan atau siklus menstruasi juga memicu timbulnya jerawat. Begitu juga dengan penurunan kadar estrogen yang bisa meningkatkan risiko jerawat menjelang menopause5.