6 Metode Kontrasepsi Non-hormonal yang Bisa Mums Pilih

6 Metode Kontrasepsi Non-hormonal yang Bisa Mums Pilih: Pelajari Cara kerjanya

Dari banyaknya alat kontrasepsi yang saat ini tersedia, ada alasan mengapa Mums harus mulai memikirkan untuk menggunakan metode kontrasepsi non-hormonal. Yup, selain dinilai lebih aman untuk kesehatan dalam jangka panjang, metode kontrasepsi non-hormonal juga memiliki banyak keunggulan dan jenisnya beragam. 

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan metode kontrasepsi non-hormonal? 

Apa Itu Metode Kontrasepsi Non-hormonal? 

A person with her hand on her chin

Description automatically generated 
Sumber: Unsplash.com

Metode kontrasepsi non-hormonal adalah metode kontrasepsi yang tidak mengandung hormon, baik estrogen maupun progesteron. Metode kontrasepsi jenis ini memiliki cara kerja sebagai penghalang atau pembunuh sperma agar tidak sampai masuk ke rahim dan membuahi sel telur. 

Metode kontrasepsi jenis ini tidak mengakibatkan gangguan hormonal [1], sangat cocok terlebih bagi Mums yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Tidak hanya itu, jenisnya yang beragam juga 

membuat Mums lebih mudah untuk memilih mana yang dirasa paling pas untuk digunakan. 

Jangan lewatkan, baca yang lainnya: Kondom Rusak saat Berhubungan Intim? Mums Jangan Panik, Ikuti Langkah-Langkah Berikut

Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi Non-hormonal 

A person holding a pack of pills

Description automatically generated 

Sumber: Pexels.com

Sebagai pertimbangan, inilah 6 Metode kontrasepsi non-hormonal yang bisa mums pilih. 

1. Cervical Cap 

Cervical cap adalah alat kontrasepsi yang berbentuk seperti topi kecil dan terbuat dari bahan silikon atau karet. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan alat tersebut ke dalam vagina untuk mencegah sperma masuk ke rahim untuk membuahi sel telur. 

Dalam banyak kasus, cervical cap digunakan bersamaan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitas hasilnya, yakni sekitar 86% untuk wanita yang belum pernah melahirkan, dan 71% untuk wanita yang sudah pernah melahirkan [2]. Mums bisa menggunakannya sebelum berhubungan seks, dan membiarkannya di dalam vagina paling tidak selama 6 jam setelah berhubungan. 

Sebelum menggunakan cervical cap, mums harus berkonsultasi dulu dengan dokter, karena ukuran cap akan disesuaikan dengan ukuran serviks. Alat ini cukup ekonomis karena bisa digunakan berulang. Setelah penggunaan, jangan lupa untuk mencucinya dengan air bersih dan sabun. 

Kelebihan cervical cap adalah tidak memengaruhi siklus menstruasi, tidak mengandung hormon, dan tidak mengganggu aktivitas seksual. Namun, Mums juga harus waspada dengan risiko alergi atau iritasi yang bisa saja muncul. 

2. Spons 

Spons adalah alat kontrasepsi nonhormonal yang menggabungkan antara metode penghalang dan pembunuh sperma. Bentuknya seperti spons, bulat dan kecil untuk dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual. 

Alat kontrasepsi ini mengandung bahan kimia yang berfungsi untuk menghentikan pergerakan sperma. Perbedaannya dengan cervical cap, Mums tidak memerlukan konsultasi dokter untuk mendapatkan spons. 

Menurut statistik, alat kontrasepsi spons efektif untuk mencegah kehamilan dengan persentase 86% pada perempuan yang belum pernah melahirkan, dan 73% pada perempuan yang sudah pernah melahirkan. 

Sayangnya, spons tidak memberikan perlindungan dari penyakit seksual menular dan bisa meningkatkan risiko iritasi saat digunakan. [3] 

3. Gel Vagina 

Salah satu inovasi dalam dunia kontrasepsi non-hormonal terbaru adalah gel vagina. Alat ini bekerja dengan cara menjaga pH vagina supaya sperma tidak bisa menuju sel telur. 

Dalam kondisi normal, pH vagina adalah sekitar 3,5 sampai 4,5. Saat berhubungan seksual, gel vagina akan membantu menjaga pH tetap asam agar sperma tidak bisa bertahan dalam pH tersebut. [4] 

Berdasarkan uji klinis, gel vagina memiliki tingkat efektivitas hingga 86% dalam mencegah kehamilan. Mums bisa menggunakannya bersamaan dengan kondom untuk membuat efeknya semakin maksimal. [5] 

Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan gel ke vagina sebelum berhubungan seksual. Namun, mums harus segera menghentikan pemakaian jika terjadi reaksi alergi atau iritasi. [6] 

4. Spermisida 

Spermisida adalah Metode  kontrasepsi non-hormonal yang fungsinya mematikan sperma saat bersentuhan dengannya. Mums bisa memilih spermisida dalam bentuk gel, krim, supositoria, film, dan busa. 

Kandungan spermisida bergantung pada formulasinya, tapi secara umum, alat kontrasepsi ini mengandung senyawa kimia nonoxynol-9. Cara penggunaannya yakni dengan mengoleskannya ke bagian vagina. 

Spermisida tidak mengandung hormon yang bisa memengaruhi kesehatan dalam jangka panjang. Alat kontrasepsi ini juga tidak akan berpengaruh pada siklus menstruasi atau menyebabkan kram perut seperti metode kontrasepsi hormonal pada umumnya. 

Jika digunakan tanpa kombinasi, spermisida diperkirakan mampu mencegah kehamilan sekitar 72% [7]. Mums bisa juga menggunakannya bersama dengan cervical cap atau spons untuk meningkatkan efektivitasnya. 

5. IUD Tembaga 

Metode kontrasepsi non-hormonal selanjutnya adalah IUD tembaga atau dikenal juga dengan nama KB spiral. Seperti namanya, cara IUD atau intrauterine device adalah dengan memasukkannya ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. 

Alat ini memiliki bentuk seperti huruf T dan terbuat dari plastik yang dilapisi tembaga. Ion-ion tembaga tersebut mengeluarkan toksik bagi sperma, sehingga tidak bisa membuahi sel telur. 

Menurut studi, IUD tembaga adalah alat kontrasepsi yang paling ampuh, dengan efektivitas mencapai 99,2% untuk mencegah kehamilan. [8] Selain itu, penggunaannya juga sangat praktis dan tahan lama. Mums hanya perlu ke dokter untuk memasangnya, dan akan bertahan hingga bertahun-tahun. 

Selain praktis dan mudah digunakan, IUD tembaga juga memberikan manfaat yang besar untuk kesehatan reproduksi. Mums yang menggunakan alat kontrasepsi ini juga dapat menurunkan risiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium. 

Namun demikian, ada efek samping yang harus diwaspadai dari penggunaan IUD tembaga. Risiko tersebut antara lain menstruasi tidak teratur dan kram perut. 

6. Diafragma 

Metode kontrasepsi non-hormonal diafragma berfungsi sebagai penghalang masuknya sperma ke dalam rahim. Diafragma memiliki bentuk seperti kubah, dan terbuat dari bahan karet, lateks, atau silikon. 

Bisa dibilang, diafragma ini adalah kondom versi wanita ya, mums. Jadi, penggunaannya disarankan dibarengi oleh spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya. Menurut studi, angka keberhasilannya adalah sekitar 88% atau 12 dari 100 wanita pengguna diafragma masih berpotensi mengalami kehamilan [9]. 

Saat pertama pasang, mums perlu berkonsultasi dulu dengan dokter. Dengan mempertimbangkan bahan pembuatannya, mums juga harus memastikan tidak memiliki alergi kulit terhadap bahan tersebut. 

Diafragma dipasang di area vagina dan berfungsi melindungi area serviks. Jika digunakan bersama spermisida, caranya adalah cukup dengan mengoleskan spermisida di area pinggir diafragma sebelum dipasang. 

Diafragma bisa digunakan secara berulang sampai 1 tahun, asalkan selalu dibersihkan dan disimpan dengan baik. Mums harus hati-hati dengan risiko penggunaannya seperti iritasi kulit, infeksi, atau infeksi saluran kencing. 

Nah, itulah beberapa pilihan metode kontrasepsi non-hormonal yang bisa Mums pilih. Faktor yang memengaruhi pilihan bisa dari segi usia, rencana kehamilan, dan efektivitas masing-masing metode [9]. Selain itu, Mums juga bisa mempertimbangkan beberapa kekurangan kontrasepsi hormonal, seperti mood swing, perubahan berat badan, dan sebagainya. Sebagai alternatif, mums bisa pilih pil kombinasi yang memiliki efektivitas lebih tinggi dalam mencegah kehamilan, mengurangi nyeri haid, serta kelebihan-kelebihan lainnya. Pastikan untuk menimbang manfaat dan risikonya sebelum menentukan pilihan ya, Mums!

 

See more details here: Terputus saat Masa Haid, Kapan Harus Mulai Rutinitas Minum Pil KB Lagi? 

Bagikan

Referensi: 

  1. Nonhormonal Birth Control. [Internet]. Dapat diakses di https://www.webmd.com/sex/birth-control/non-hormonal-birth-control-optionsTerakhir diakses 7 desember 2023. 
  2. What to know about nonhormonal birth control [Internet]. Dapat diakses di https://www.medicalnewstoday.com/articles/320213Terakhir diakses 7 desember 2023. 
  3. 9 Non-Hormonal birth Control Options. [Internet]. Dapat diakses di https://www.verywellhealth.com/non-hormonal-birth-control-options-5203934. Terakhir diakses 13 Februari 2024. 
  4. Mengenal pH Vagina: Kadar Normal dan Cara Menjaganya. [Internet]. Dapat diakses di https://hellosehat.com/wanita/ph-vagina/. Terakhir diakses 13 Februari 2024. 
  5. How To Use Lube for Better Sex.  [Internet]. Dapat diakses di https://www.health.com/condition/sexual-health/how-to-use-lube-for-better-sexTeakhir diakses 3 Oktober 2024.  
  6. Nonhormonal Birth Control. [Internet]. Dapat diakses di https://www.webmd.com/sex/birth-control/non-hormonal-birth-control-options. Terakhir diakses 13 Februari 2024. 
  7. Your FAQs: What Is Nonhormonal Birth Control? [Internet]. Dapat diakses di https://www.healthline.com/health/birth-control/what-is-nonhormonal-birth-controlTerakhir diakses 7 desember 2023. 
  8. 9 Non-Hormonal Birth Control Options [Internet]. Dapat diakses di https://www.verywellhealth.com/non-hormonal-birth-control-options-5203934Terakhir diakses 7 desember 2023. 
  9. Pilihan Kontrasepsi Non Hormonal yang Bisa Anda Gunakan [Internet]. Dapat diakses di https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kontrasepsi-non-hormonal/. Terakhir diakses 7 desember 2023. 

  1. Birth control options: Things to consider [Internet]. Dapat diakses di https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/birth-control/in-depth/birth-control-options/art-20045571Terakhir diakses 7 desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1